SANGATTA,Suara Kutim.com (22/8)
Bupati Ardiansyah Sulaiman bercita-cita menggalakan semangat cintai budaya dan adat istiadat Indonesia khususnya di Kutai Timur (Kutim) melalui agenda rutin yang ia sebut Festival dan Pagelaran Budaya Kutim.
Event yang digadang-gadang digelar setiap tahun ini ditegaskan Ardiansyah Sulaiman sebagai bentuk penghargaan akan budaya yang diwariskan nenek moyang Bangsa Indonesia, selain itu sebagai bentuk upaya pelestarian sehingga kadungan mulia yang ada dalam adat istiadat serta kebudayaan Indonesia tidak tergrus oleh perkembangan zaman. “Mordernisasi boleh berkembang, namun kecintaan masyarakat Indonesia terhadap kebudayaannya jangan sampai hilang apalagi sampai tidak diketahui,” ungkapnya.
Pria yang gemar bermain gambus semasa bertugas sebagai guru di Muara Ancalong ini menyebutkan kebudayaan Indonesia, tidak kalah dengan kebudayaan negara lain seperti Malaysia, Brunai serta Jepang.
Ia membenarkan menipisnya akan kecintaan kepada budaya bangsa karena minimnya event yang digelar. Ditandaskan, kebudayaan tidak bisa dipisahkan dengan pengembangan dunia kepariwisataan. “Ibarat uang, kebudayaan dan kepariwisataan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan karenanya pengemasanya harus terkoordinir dengan baik sehingga memberikan multi player effek kepada banyak pihak terutama pegiat kesenian, pengusahan hotel dan penginapan, rumah makan, travel serta peningkatan wawasan generasi muda akan nilai-nilai budaya Indonesia,” ujar Ardiansyah Sulaiman seusai menyaksikan sederet tari yang disajikan masyarakat Long Segar Kecamatan Telen, Jumat (21/8).
Bupati Ardiansyah Sulaiman saat bertandang ke Long Segar, disuguhi berbagai tari oleh masyarakat eks Resetlemen Penduduk ini. Warga masyarakat yang umumnya Dayak Kenyah Lepok Jalan ini terus mempertahankan adat istiadat leluhur mereka. “Seingat saya, ketika Erau tarian dari Long Segar ini salah satu tarian yang disenanggi pengunjung Erau seperti Tari Datun Julut,” ungkap pria yang akrab disapa dengan Didi ini.(SK-05/SK-06/SK-12)