Beranda ekonomi Gas Melon : Pertamina Suplai Melebihi Kebutuhan, Harga Masih Tinggi?

Gas Melon : Pertamina Suplai Melebihi Kebutuhan, Harga Masih Tinggi?

0
Kadis Petrindag Kutim Edwatrd Azran terlibat pembicaraan serius dengan Muhajir dari Pertamina Balikpapan. Keduanya membahas soal Gas LPG 3 Kg yang harganya tiba-tiba meroket di Kutim.

Loading

SANGATTA (19/6-2017)
Meroketnya harga jual gas LPG 3 Kg dalam beberapa pekan terakhir, tampaknya ulah penimbun yang ingin meraup keuntungan besar, terutama di bulan Ramadhan. Meroketnya harga jual LPG melon di sejumlah kecamatan, diduga juga karena tata niaganya tidak tepat sasaran.
Muhajir dari Pertamina Balikpapan, menerangkan penyaluran gas LPG isi 3 Kg di Kutai Timur (Kutim) selama 6 bulan terakhir mencapai 1.313.746 tabung. Dalam rapat koordinasi yang dipimpin Kedis Perindag Edwrad Azran, Senin (19/6) diungkapkan pasokan gas LPG di Kutim sudah melampaui pasokan dalam periode yang sama pada tahun 2016. “Bulan Juni tahun 2016 penyaluran Gas LPG 3 Kg ke Kutim mencapai 207.640 tabung, sedangkan bulan Juni tahun 2017 sudah mencapai 236.026 tabung atau lebih 114 persen,” beber Muhajir dalam pertemuan yang dihadiri 3 agen dan 60an pengelola pangkalan.
Kemudian menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, ujar Muhajir, dilakukan penambahan pasokan sebesar 8 persen sedangkan dalam trend yang sama konsumsi antara 3 hingga 5 persen. “Dengan kondisi suplai yang ada, ketersediaan LPG 3 KG aman untuk Kutim namun kenapa bisa terjadi lojakan harga yang jauh dari HET,” ujar dalam pertemuan yang juga dihadiri Kanit Tipikor Polres Kutim Ipda Asriadi.
Ia mengungkapkan, pasal 20 Peraturan Menteri ESDM NNomor 26 tahun 2009 tentang penyediaan dan pendistribusian LPG, yang bisa menggunakan atau membeli LPG 3 Kg yakni pengguna LPG tertentu yakni rumah tangga dan usaha mikro karenanya harganya diatur dan ditetapkan menteri.
Kepada Suara Kutim.com, Muhajir menduga LPG 3 Kg yang dikenal LPG Melon yang kehadirannya mendapat subsidi pemerintah, justru digunakan rumah tangga berada serta usaha besar yang sehari bisa menghabiskan 5 hingga 10 tabung. “Kalau tukang bakso, penjual pentol paling banter menggunakan satu tabung untuk tiga hari sementara rumah makan besar bisa dalam jumlah banyak dalam sehari, selain itu diduga pegawai pemerintah perusahaan dengan gaji di atas Rp1,5 juta perbulan juga ikut menikmati LPG subsidi ini,” ungkapnya.
Pertemuan yang diikuti perwakilan PT Haidir Ismail, PT Lautan Mas Berlian dan PT Badjuber, diketahui harga yang diberikan kepada pangkalan sebesar Rp17 ribu pertabung, sementara pangkalan menjual mulai Rp19 ribu bahkan sampai Rp42 ribu. “Tingginya harga LPG Melon disejumlah kecamatan itu, membuat prihatin Bupati sehingga digelar rapat koordinasi termasuk menghadirkan agen dan pengelola pangkalan serta Pertamina,” beber Kadis Perindag Edward Azran.(SK11/SK12)