Suasana pembelajaran pada sebuah PAUD |
SANGATTA,Suara Kutim.com
Tenaga pengajar PAUD di Kutim ternyata nasibnya tak begitu mengembirakan, gaji atau honorer mereka selama ini tidak jelas termasuk dana operasional, meski telah berkali-kali mengajukan permohonan ke pemkab.
Ketua HIMPAUDI Kutim Nurjannah, saat ditemui disela acara pengenalan karakter anak dari golongan darah bagi Guru dan Pembina PAUD se-Sangatta Utara dan Selatan di PAUD An-Nuur Jalan Dayung, belum lama ini menyebutkan guru PAUD di Kutim hanya mendapatkan insentif dari pemerintah pusat sebesar Rp300 ribu per orang perbulan.
Diungkapkan, pengajuan tambahan insentif kepada Pemkab Kutim melalui Dinas Pendidikan sebesar Rp500 ribu per bulan, tidak pernah mendapatkan tanggapan meski telah diusul berkali-kali. “Rakornas PAUD belum lama ini di Jakarta, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak pernah menyampaikan bahwa insentif yang diberikan bagi guru minimal satu perbulan,” ungkap Nurjanah.
Kehadiran PAUD menjadi perhatian berbagai pihak bahkan Ibu Ani Soesilo Yudhoyono, sebagai ibu negara, meminta semua daerah bisa mendirikan PAUD minimal satu disetiap desa. “Harapan Ibu Ani itu tidak muluk-muluk, karena memang melalui PAUD karakter anak mulai dibentuk termasuk prilakunya,” kata Nurjannah.
Menyinggung desa yang belum mendirikan PAUD, diakuinya tidak seberapa banyak pasalnya ada dukungan kepala desa dan camat. Namun, kendala yang dihadapi rata-rata soal kesejahteraan guru serta dana operasional. (SK-02)