SANGATTA,Suara Kutim.com (25/2-2017)
Tanah Kalimantan mempunyai kadar besi (Fe) yang tinggi dan didominasi tanah gambut, akibatnya tingkat keasaman tanah menjadi tinggi dan mempengaruhi kualitas air tanah yang ada. Dampak lanjutannya, air tanah ikut menjadi dan menurunkan kualitas air sebagai bahan baku air minum.
Kondisi ini, dialami IPA PDAM Kutuim id Teluk Pandan yang selama ini sumber bahan bakunya dari Danau Telaga Bening yang memiliki tingkat keasaman tinggi. Sebagai danau, Rawa Bening merupakan salah satu rawa gambut di Kutim. “IPA PDAM di Teluk Pandan harus bekerja lebih ekstra untuk menjadikan air Rawa Bening bisa digunakan masayarakat, kerja keras mengurangi kadar asam harus dilakukan karenanya bakal melibatkan LIPI,” terang Direktur PDAM Tirta Tuah Benua Kutim, Aji Mirni Mawarni.
Dalam percakapannya dengan wartawan, ia mengaku, sudah melakukan komunikasi awal dengan LIPI. Meski demimian, diakui belum masuk pada tahap MoU karena PDAM Tirta Tuah Benua diakuinya fokus pada rencana penerapatan tarif full cost recovery. “Kajian pengelolaan air gambut di Danau Telaga Bening Kecamatan Teluk Pandan, tetap dilaksanakan nantinya setelah program full cost recovery dilaksanakan,” tandasnya.
Mawar – begitu sapaan wanita ini disapa, menyebutkan PDAM berencana menggandeng LIPI, karena merupakan lembaga penelitian di Indonesia yang biasanya memiliki hak paten terhadap sebuah produk teknologi terapan atau alat yang mampu mengolah sekaligus menurunkan kadar keasaman air tanah rawa gambut.
Dalam literarur yang ia ketahui, LIPI biasanya melakukan pekerjaan sendiri karenanya ia berharap kerjasama dengan lembaga peneliti milik pemerintah ini terwujud dalam waktu tidak lama. “Tujuannya tiada lain, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sekaligus perbaikan kinerja,” tandasnya.(SK3)