SUARAKUTIM.COM, SANGATTA – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Timur melakukan langkah proaktif dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok dan penting (bapokting). Pemantauan dan pengawasan secara rutin terhadap harga dan distribusi bahan pokok terus dilakukan, terutama pada periode krusial seperti menjelang libur panjang dan mengantisipasi lonjakan permintaan masyarakat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Terkait bapokting, pergerakan harganya dan distribusi barang selalu kami awasi setiap minggu. Namun, pada event besar seperti Nataru, perhatian akan lebih intensif. Jika ada kendala seperti lonjakan harga atau distribusi yang terganggu, laporan segera kami sampaikan ke tingkat provinsi atau sekretariat negara untuk ditindaklanjuti,” ungkap Kepala Disperindag Kutim, Nora Ramadani saat ditemui di Kantor Bupati Kutai Timur, Kamis (21/11/2024).
Menurut Nora, salah satu tantangan utama dalam menjaga stabilitas harga dan distribusi bahan pokok di Kutai Timur adalah kondisi cuaca ekstrem yang sering terjadi. Cuaca buruk dapat mengganggu jalur transportasi, terutama untuk daerah-daerah terpencil yang bergantung pada pengiriman bahan pokok dari wilayah lain.
“Meski tantangan cuaca ekstrem kerap mempengaruhi distribusi, sejauh ini kami masih mampu mengendalikan stabilitas harga. Hal ini berkat koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan distributor,” ungkapnya.
Nora juga menegaskan bahwa mereka telah menyiapkan berbagai skenario untuk mengantisipasi lonjakan permintaan dan kemungkinan gangguan distribusi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memperketat pengawasan terhadap distribusi barang agar tidak terjadi penimbunan yang bisa memicu kelangkaan.
Nora mengingatkan bahwa praktik penimbunan barang, seperti yang pernah terjadi pada kasus minyak goreng beberapa waktu lalu, menjadi perhatian serius Disperindag Kutim. Untuk mencegah hal serupa, pihaknya kini mewajibkan para pelaku usaha memiliki Tanda Daftar Gudang (TDG) sebagai syarat utama dalam kegiatan distribusi barang.
“TDG ini menjadi bukti bahwa gudang telah terdaftar dan digunakan untuk distribusi barang. Dengan demikian, kami dapat lebih mudah melakukan pengawasan, termasuk mengetahui lokasi gudang dan stok barang yang tersedia,” ujarnya.
Penggunaan TDG diharapkan tidak hanya memperkuat pengawasan tetapi juga mendorong transparansi dalam distribusi bahan pokok. Langkah ini, menurut Nora, merupakan bagian dari strategi jangka panjang Disperindag untuk menciptakan pasar yang sehat dan adil di Kutai Timur.
“Dengan adanya TDG, kami bisa memantau stok bahan pokok dengan lebih efektif. Jika ditemukan ada potensi penimbunan atau distribusi yang tidak sesuai, tindakan cepat dapat diambil untuk memastikan kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi,” sebutnya.
Disperindag Kutim memastikan bahwa ketersediaan bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, telur, dan kebutuhan lainnya tetap aman selama periode Natal dan Tahun Baru. Monitoring harga di pasar-pasar tradisional terus dilakukan untuk memastikan tidak ada lonjakan harga yang tidak wajar.Ia menambahkan bahwa pihaknya juga telah menjalin kerja sama dengan para distributor dan pelaku usaha untuk menjaga pasokan bahan pokok tetap stabil.
“Kami telah meminta komitmen dari pelaku usaha untuk memastikan pasokan tetap aman. Kami juga mengimbau masyarakat untuk membeli bahan pokok sesuai kebutuhan dan tidak melakukan pembelian berlebihan yang dapat memicu kelangkaan,” tegasnya.
Melalui berbagai langkah antisipatif ini, Disperindag Kutim berharap masyarakat dapat merasakan kenyamanan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama selama periode Natal dan Tahun Baru. Pemerintah daerah juga mengajak masyarakat untuk melaporkan jika ditemukan praktik penimbunan atau lonjakan harga yang tidak wajar di pasar.
“Kami selalu terbuka untuk masukan dan laporan dari masyarakat. Semua langkah yang kami ambil bertujuan untuk memastikan kebutuhan bapokting dapat terpenuhi dengan harga yang wajar,” pungkasnya.(Red-SK/Adv)