SANGATTA,Suara Kutim.com (6/10)
Kejari Sangatta terus melakukan penyelidikan perginya Rp42 M dana PT KTE yang diinvestasikan di CV Astiku Sakti sebuah perusahan pengolah gas di Handil Kutai Kartanegara. Perburuan terhadap dana KTE ini karena tim Kejari Sangatta telah mengetahui sudah ditarik tim likuidasi yang dipimpin Hamzah Dahlan.
Kejari Sangatta Tety Syam SH menerangkan terhadap dana KTE di Astiku timnya telah menggali keterangan dari berbagai pihak khususnya tim likuidasi. Namun sayangnya, tim mengalami kendala karena Hamzah Dahlan sebagai Ketua Tim likuidasi, tidak pernah datang memberikan keterangan meski telah dipanggil berkali-kali termasuk melalui Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kaltim.
Dalam keterangan persnya, Tety menyebutkan tidak hanya Hamzah orang yang tetapi banyak pihak diantaranya Syukri yang diketahui salah seorang direktur di KTE. “Syukri dipanggil melalui Bagian Ekonomi Setkab Kutim karena mereka yang tahu posisi Syukiri yang ini tidak di Kutim lagi,” beber Kajari Tety Syam.
Bersama pejabat kejaksaan lainnya, disebutkan dalam kasus dana Astiku pihaknya telah mendengarkan keterangan 10 orang terutama terhadap mereka yang dianggap mengetahui aliran dana Rp42 miliar yang dicairkan tim likuidasi. “Kejaksaan sudah meminta keterangan Plt Kabag Hukum Nora Rahmadani sebagai sekertaris tim likuidasi,” ungkapnya.
Meski cukup banyak keterangan yang dihimpun, namun Kajari Tety belum bersedia memberikan hasil sementara karena “kunci” pemeriksaan ada di Hamzah Dahlan sebagai ketua tim kalau sekertaris atau anggota hanya mencatat.
PT KTE menginvestasikan dana Rp42 miliar di CV Astiku Sakti, dana yang diinvestasikan merupakan hasil penjualan saham PT KPC milik Pemkab Kutim senilai Rp576 miliar. Dana terbilang besar ini oleh manajemen PT KTE diinvestasikan ke berbagai kegiatan termasuk membangun PLTGB di Kabo Sangatta serta berbagai usaha lain termasuk investasi di Astiku.(SK-02/SK-03/SK-11/SK-13)
