Tim Sosialisasi Bahaya Merokok yang dibentuk PT KPC |
SANGATTA,Suara Kutim.com
PT Kaltim Prima Coal (KPC) sejak tahun depan sudah menjadikan arealnya benar-benar bebas dari aktifitas merokok. Keinginan itu, dalam setahun terakhir sudah disosialisasikan kepada karyawan dan sub kontaktornya. Bahkan, saat menggelar pameran di Town Hall, kebijakan dilarang merokok sudah dilakukan bagi semua pengunjung.
Kekhawatiran KPC karena dampak merokok, memberikan pengaruh besar kepada karyawan terutama terhindar dari gangguan kesehatan akibat merokok. “Bedasarkan penelitian merokok banyak negatifnya, selain menganggu kesehatan perokok juga mengakibatkan gangguan kesehatan bagi perokok pasif selain itu merusak lingkungan kerja,” kata Manager Project Manajement dan Evaluation Devisi External Affairs dan Sustainable Develobmen KPC Louise Pessireron, saat menerangkan pertimbangan digelarnya Sosialisasi Dukungan Masyarakat Untuk Sangatta Sehat Tanpa Rokok, yang digelar Selasa (16/9) tadi.
Menurut Louise, pengguna tembakau terutama perokok terus meningkat dari tahun ke tahun dan lebih mengkhawatirkan terdapat anak-anak usia SD dan SLTP. Diakui Louise, fenomena yang tak kalah dengan penyakit menular lainnya ini menjadi perhatian serius KPC karenanya dilakukan kegiatan yang dinilai sebagian orang “kurang menarik” .
Lebih jauh, ia menyebutkan sosialisasi anti merokok demi lingkungan sehat, merupakan bagian dari penerapan Keamanan , Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di lingkungan KPC. Namun, ia menegaskan Pemkab Kutim memberikan dukungan karena sejak lama kebijakan dilarang merokok dalam ruang – ruang kantor pemerintah sudah diberlakukan. “Intinya apa yang diprogramkan KPC selaras dengan tujuan Bupati Isran Noor beberapa tahun lalu, karenanya di kantor bupati dipasang papan pengumuman dilarang merokok,” ungkap Louise Pessireron.
Kepada wartawan, ia mengakui merokok merupak hak azasi masing-masing orang namun hak warga negara yang tidak merokok dan ingin lingkungan kerjanya sehat juga harus dihargai. Diakui, sejak lama manajemen KPC tidak melarang pekerja merokok tetapi harus di ruang terbuka sehingga tidak menganggu pekerja lain. “Dalam ruang itu ada orang yang tidak bisa dengan asap rokok selain mengeluarkan aroma tidak sedap, juga membuat mata perih dan merusak paru-paru karenanya perokok diminta untuk memanfaatkan waktu istirahat dan di ruang terbuka,” bebernya.
Terhadap sosialisasi anti merokok yang digelar KPC, diakuinya tidak berhenti namun terus berlanjut dengan sasaran berbeda-beda mulai pelajar, generasi muda, tokoh agama sampai mitra kerja KPC. “Lingkungan sehat dan bersih, tentu akan menjadikan insan pembangunan yang sehat dan bersih pula,” sebut Louise Pessireron.(SK-05)