Beranda ekonomi Pertanian Membuka Lapangan Kerja Terbesar di Kaltim

Pertanian Membuka Lapangan Kerja Terbesar di Kaltim

0

Loading

Gubernur AFI dan Wabup Ardiansyah Sulaiman ketika di Maloy
SANGATTA,Suara Kutim.com
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak  (AFI) menerangkan  mengatakan perekonomian Kaltim berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)  tahun 2013 tercatat Rp425 triliun, dengan kontribusi ini terbesar  sektor pertambangan, industri, hotel dan restoran, pertanian serta jasa.
            Saat mendampingi kunjungan Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Selasa (16/9), ia menambahkan  PDRB Kaltim disumbang sektor pertambangan sebesar  42.91 persen, kemudian  industri dan pengolahan 24.55 %,   hotel dan restoran 9,25 %, pertanian 6,7 % ,dan jasa 4,57 %. “Kondisi ini membuktikan  tingginya PDRB Kaltim  masih didonominasi  sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak dan gas serta batubara,” terang mantan Bupati Kutim ini.
            Meski migas dan batubara memberikan kontribusi besar terhadap PDRB  lebih  53 persen, namun diakuinya  hanya mampu menciptakan lapangan pekerjaan 7,8 persen sementara  pertanian walaupun hanya menyumbangkan 6,7 persen ke PDRB tetapi  mampu menciptakan lapangan pekerjaan hingga 83.44 persen. “Ini sangat jelas bahwa kekayaan alam yang berlimpah seperti gas minyak dan batubara tidak akan mampu mensejahterakan rakyat Kaltim,” sebut Awang Faroek Ishak.
            Tidal heran, baik semasa menjadi Bupati Kutim sampai Gubernur Kaltim, pria yang biasa disapa AFI oleh warga Kutim ini sudah mencanangkan gerakan daerah pengembangan agribisnis (Gerdabangagri) dalam arti luas. “Kita akan kembangkan terus sektor pertanian dan tanamnan pangan, kembangkan peternakan, perikanan, perkebunan dan pertanian hingga Industri Hutan Rakyat yang diyakini bisa mensejahterakan rakyat Kaltim,” tegasnya.

            AFI sempat mengambarkan bagaimana  keadaan masyarakat Muara Wahau dan Kongbeng beberapa tahun silam yang kesulitan dalam berbagai hal, namun kini sudah meningkat kesejahteraannya semenjak perkebunan kelapa sawit berkembang. “Mereka sudah banyak menikmati hasil dari perkembangan kelapa sawit, tanah  garapan yang dijual murah sekarang tanahnya saja ngak ada lagi mau dijual semua sudah jadi kebun kelapa sawit baik kebun inti maupun mitra,” ungkap AFI.(SK-05)