Beranda kutim bengalon Minta Populasi Buaya di Sungai Bengalon Dikurangi, Kerap Makan Ternak Warga

Minta Populasi Buaya di Sungai Bengalon Dikurangi, Kerap Makan Ternak Warga

0
M Said menunjukan tempat buaya menampakan diri di belakang rumahnya yang kerap memakan ternaknya.

Loading

SANGATTA (21/7-2019)

                Warga Muara Bengalon berharap populasi Buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) di Sungai Bengalon bisa dikurangi, agar tidak menjadi ancaman bagi manusia. Saat ini warga  memperkirakan ada ribuan ekor buaya muara di DAS Bengalon. “Sudah banyak ternak warga yang diterkam baik anjing maupun ayam,” terang M Said warga RT X Desa Muara Bengalon.

                Bersama RT XI lainnya, diakui buaya yang terkenal keganasannya ini tidak lagi berada di sungai tetapi sudah mencapai kawasan pemukiman penduduk dan perkebunan kelapa sawit, terutama saat air pasang. “Di belakang rumah saya ini kerap ada, ia mau makan ayam saya. Sementara anjing sudah berapa ekor habis diterkam,” beber Said.

                Khawatir diserang buaya, Said berharap Pemkab dan lembaga lainnya membantu warga masyarakat dengan memindahkan sebagian buaya yang ada di Muara Sungai. “Rasanya kita ini, sudah dikepung buaya. Mau dibunuh nanti ditangkap karena buayanya merupakan hewan yang dilindungi, sementara manusianya tidak dilindungi,” kata Syaiful warga Muara Bengalon.

                Bersama Suara Kutim.com dan sejumlah wartawan lainnya, diakui banyaknya lahan sumber makanan buaya sudah dibabat untuk perkebunan serta aktifitas lainnya membuat buaya mencari makanan ke perkampungan, termasuk jika ada orang lupa berada di kawasan banyak buaya. “Kasus Pak Ulla, itu saya yakin ia lupa kalau areal kawasannya merupakan kawasan banyak buaya yang mampu bertahan dalam air berjam-jam sehingga ketika ada orang dalam air langsung diterkam,” beber Said yang kesehariannya berkebun nanas dan kelapa sawit.

                Selain menghuni sungai, buaya yang terkenal daya cengkramannya ini, diceritakan Said juga berada di kawasan berair yang ada dalam areal perkebunan. Pasalnya beberapa tahun lalu, disebutkan ada karyawan perkebunan yang sedang bekerja diterkam dan jasadnya ditemukan tidak utuh lagi sama dengan yang dialami Ulla, Ahad (7/7) lalu ketika memperbaiki baling-baling kapal.(SK11)