SANGATTA,Suara Kutim.com (22/3)
Muhammad (38) – ayah, Mala (9) mengaku bingung karena belum punya uang untuk membiayai pengobatan anaknya yang kini sedang dirawat di RSU Kundungga Sangatta Utara. Ketika disambangi Suara Kutim.com dikediamannya yang jauh dari mewah, Muhmmad tampak lesu dan tak banyak bicara.
Kalau dibandingkan dengan rumah tetangganya, kediaman Muhammad benar-benar gubuk, beruntung saja mertuanya mendapatkan bantuan Rumah Layak Huni (RLH) tahun lalu sehingga saat tertu keluarga yang hanya mengandalkan hasil kebun, mengungsi. “Sampai saat ini belum terpikir untuk mencari dana jika kami harus bayar biaya berobat Mala, namun pihak RSU Kudungga sudah menyarankan saya untuk mengurus surat-surat seperti Surat Keterangan Tidak Mampu dari desa yang diketahui camat dan Dinas Kesehatan,” kata Muhammad.
Hal senada disarankan Direktur RSU Kudungga dr H Bahrani ketika dihubungi Minggu (22/3) malam. Bahkan Bahrani menyebutkan perawatan terhadap Mala tetap dilakukan meski, orang tuanya belum mempunyai SKMT dari desa karena hari libur. “RS Kundungga tetap memberikan pelayanan dan perawatan kepada Mala meski SKMT belum ada, sekarang korban sedang menjalami pemulihan akibat gigitan buaya,” kata Bahrani.
Seperti di wartakan, Mala (9) yang masih tercata pelajar SD, Sabtu (21/3) pagi saat mengambil air di Sungai Sangatta, disambar buaya muara yang terkenal keganasannya. Meski badanya yang munggil sempat digigit, anak tertua dari empat bersaudara ini sempat berjuang melepaskan gigitan sang monster yang diduga masih kecil.
Upaya Mala berhasil namun belum sempat melarikan diri, kaki kirinya kembali disambar beruntung saat bersamaan Kartini – sang ibu yang berada tidak jauh dari Mala digigit datang menolong demikian dengan Muhammad yang berniat pergi ke kebun.
Akibat gigitan sang monster Sangatta, Mala mengalami luka di bagian dada dan kaki kiri sehingga harus menjalani perawatan di RSU Kundungga. “Buaya memang banyak sekiyar rumah kami yang dulunya log pond PT Prodisa,” aku Muhammad.(SK-08)