SANGATTA,Suara Kutim.com
Beralihnya fungsi lahan di Kutim terutama tempat tinggal orangutan, menjadi penyebab utama keberadaan orangutan Kalimantan (Pongo pugmaeus morio) terdesak. Berdasarkan catatan Balai Taman Nasional Kutai (TNK) pada 2010 populasi orangutan antara 1.200 hingga 2.300 ekor.“Memang angka pastinya sulit, karena yang dilihat jumlah sarang,” kata Kepala Balai TNK Erly Sukrismanto, Selasa (20/5).
Erly menerangkan, kawasan TNK merupakan salah satu habitat asli untuk populasi orangutan Kalimantan. Berdasarkan penelitian dari tiga Sub Spesies orangutan Kalimantan, TNK menjadi habitat penting satwa primata karena mempunyai ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah. “Kawasan luar hutan khususnya di sepanjang Jalan Poros Sangatta Bontang memang tidak terlihat lagi, karena sudah terdesak oleh kebun dan pemukiman. Namun, lebih dalam sekitar dari Desa Kandolo baru bisa ditemukan habitat asli orangutan di TNK,” ungkap Erly ketika dihubungi terkait nasib orang utan.
Dijelaskan, beberapa daerah di TNK yang masih banyak dihuni orangutan seperti Mentoko, Prevab dan Sangkima bagian dalam. Selain itu, diluar kawasan TNK juga terdapat kawasan yang diduga masih menjadi habitat orangutan yakni Hutan Lindung Bontang Teluk Pandan, PT Kaltim Prima Coal (KPC) mulai dari Rantau Pulung, Bengalon hingga Muara Bengkal. “Yang bisa diawasi dengan ketat hanya kawasan TNK sedangkan yang diluar sudah beralih fungsi, sehingga habitat mereka juga terganggu,” beber Erly seraya menyebukan orangutan kerap dianggap hama.
Erly berharap kepedulian semua pihak untuk sama-sama menjaga habitat dan keberadaan satwa khas pulau Borneo itu agar tidak terancam punah. “Jadi kepedulian semua pihak harus ada termasuk perusahaan, kalau berbicara ekonomi tidak ada habisnya untuk mencukupi nafsu manusia,” sebut Erly.(SK-02)