SANGATTA,Suara Kutim.com
Pembangunan panggung hiburan di areal semak belukar Bukit Pelangi (BP) dipertanyakan banyak pihak, pasalnya proyek tanpa plang proyek serta peruntukannya itu diperkirakan tidak memberikan manfaat banyak karena berada dalam semak belukar. “Bagaimana bisa difungsikan, tiga bangunan yang ada saja belum pernah digunakan malah kerap jadi tempat maksiat,” kata Guntur – warga Bukit Pelangi.
Pengamatan Suara Kutim.com bersama sejumlah wartawan, bangunan yang baru saja selesai dibangun luasnya sekitar 50 M2. Selain aula, juga terdapat dua kamar kecil serta tendon. Bangunan dengan kontruksi kayu ini, dilengkapi dengan jembatan kayu ulin.
Sayangnya, proyek yang kabarnya menelan dana Rp200 juta itu berada di antara semak belukar, tidak jauh dengan tiga bangunan lain yang sudah lama ada. “Kalau proyek di lembah PU itu, saya belum tahu siapa membangunnya karena pada Dinas Pariwisata dan Olahraga, ngak ada tu,” ujar Kadis Pariwisata Dwi Susilanto Gamawan.
Dwi mengakui, jika kawasan lembah PU atau dibelakang UPTD Laboratorium PU itu dikelola terutama dibersihkan dan dijadikan kolam, membuat kawasan BP tambah asri. Selain itu bisa dijadikan folder sekaligus arena pemancingan. “Mungkin kawasan itu termasuk dalam pengelolaan Bukit Pelangi,” sebutnya.
Kawasan wisata yang belum ada namanya ini, menurut sejumlah anggota Satpol PP kerap dijadikan bercumbu sejumlah pasangan. Bahkan, Senin (26/1) siang, Akbar seorang anggota Satpol PP terpaksa harus mengusir tiga pasangan pelajar yang sedang berada semak belukar yang tumbuh rindang bahkan hampir mencapai atap bangunan.”Hampir setiap pekan ada saja pasangan muda-mudi yang ditangkap dan diperiksa, bahkan pernah ditangkap dalam keadaan setengah bugil,” sebut Akbar.(SK-08)