SANGATTA (12/4-2018)
Seorang anggota prajurit TNI-AD harus menghindar dari segala bentuk pelanggaran hukum terlebih yang dapat mencoreng TNI-AD. Sesuai printah Panglima TNI, setiap anggota TNI yang terlibat dalam masalah hukum terlebih dalam kasus berat seperti terlibat Narkoba tidak ada toleransinya harus dipecat dengan tidak hormat.
Karenanya, pesan Dandim 0909 Sangatta Letkol Inf Kamil Kariim Bahren, dalam amanatnya disampaikan Pasi Ops Kodim Sangatta Kapten Inf Ari Kuswanto, pada Penyuluhan Terpadu Hukum, Kesehatan Dan Bintal Kepada Seluruh Prajurit, PNS TNI – AD dan Persit Kodim 0909 Sangatta, pelanggaran hukum wajib dihindari.
Penyuluhan yang berlangsung Kamis (12/4) di Makodim Sangatta, melibatkan Perwira Hukum Kodam VI Mulawarman Mayor CHK Sentot Wijaya, Perwira Bintal Kodam VI Mulawaran Mayor Inf Daulay, Pasi Intel Kodim Sangatta Kapten Inf Sajani, Aulia Putri sebagai tim penyuluh kesehatan, bertujuan memberikan pengetahuan kepada prajurit TNI-AD dan keluarganya yang bertugas di Kodim Sangatta. “Diharapkan penyuluhan yang digelar Kodam Mulawarman dan Kodim Sangatta menambah wawasan anggota Kodim Sangatta dan keluarganya, selain itu bisa meminimalisir pelanggaran,” kata dandim.
Terkait posisi anggpota TNI di pesta demokrasi termasuk Pilgub Kaltim, diingatkan wajib netral namun siap membantu penyelenggara pemilu dalam hal tertentu. “Netralitas TNI dalam Pemilu sesuai dengan UU RI NO 34 th 2004 tentang TNI, kemudian UU Pilkada, Instruksi Panglima TNI tentang Netralitas TNI dalam Pilkada serta Instruksi Panglima TNI tentang Netralitas PNS dalam Pilkada,” sebut Mayor CHK Sentot Wijaya.
Sementara, Mayor Inf Daulay, menegaskan prajurit yang bermental baik dan tangguh dapat diperoleh melalui pembinaan mental fungsi komando yang sinergis dari ketiga komponen bintal yakni rohani ,ideologi dan kejuangan secara kontinyu. Selain itu, sebagai prajurit sapta marga wajib utk mengamalkan nilai nilai Pancasila secara kontinyu dan istiqomah.
Terkait kesehatan, Aulia Putri mengupas masalah diabetes dan difteria yang kini menjadi masalah besar di Indonesia. Diabetes atau lebih dikenal dengan penyakit gula, dijelaskannya akibat gangguan kelebihan gula atau madu. “Diabetes masuk rangking ke 3 pembunuh terbesar di Indonesia, sedangkan difteria adalah suatu virus yang masuk ke tubuh yg dapat menimbulkan kematian jika tidak segera diobati serius,” bebernya.(SK11)