
SHALAT jenazah menjadi bagian tak terlepaskan dari shalat fardu di Masjidil Haram, karenanya setelah shalat fardu jamaah tak langsung meninggalkan tempat shalat. Mungkin dari jutaan jamaah yanga ada, hanya 1 persen yang tidak buru-buru pergi tentu dengan berbagai alasan seperti kebelet buang air atau keburu keluar angin.
Tampaknya melakukan shalat jenazah tidak bisa dibiarkan, meski demikian dapat dipatikan semua jamaah tidak tidak tahu berapa jenazah yang dishalatkan. Namun, pengamatan Suara Kutim.com, setiap waktu paling tidak ada 2 jenazah yang dishalatkan.
Jenazah yang akan dishalatkan di Masjdil Haram umumnya telah melalui proses yang dilakukan sejumlah pengelola atau yayasan kematian. Tempat-tempat memandikan serta mengkafani jenazah, dikabarkan dibangun orang-orang kaya di Makkah.
Melalui yayasan yang ada, semua jenazah ditangani dengan baik termasuk mengantar ke Masjidil Haram untuk dishalatkan, hingga ke pemakaman. “Semua proses pemandian hingga memakamkan semua ditanggung, tidak ada pungutan apapupun kepada keluarga almarhum. Biaya yang digunakan semua sumbangan orang-orang kaya di Makkah, mereka ingin menyalurkan sebanyk-banyak harta kekayaanya kepada ummat Islam karenanya pada bulan Ramadhan, orang-orang kaya itu berusaha mencari sebanyak-banyaknya tamu yang bisa berbuka puasa di lapak yang ia sediakan di Masjidil Haram,” beber Abdul Rahman seorang warga Arab Suadi yang mengaku punya kerabat di Balikpapan.
Pengamatan Suara Kutim.com, beberapa tahun lalu biasanya jenazah yang akan dishalatkan dibawa dengan tandu menuju Masjidil Haram, tak heran banyak jamaah berebutan mengangkat keranda jenazah. Namun, sekarang jenazah dibawa menggunakan mobil elektrik kemudian diiringi pengelola yayasan dan kerabat almarhum. “Biasanya jenazah dibawa ke Masjidil Haram setengah jam sebelum shalat dimulai,dan dibawa kembali untuk dimakamkan beberap menit setelah shalat jenazah selesai namun kesemuanya tergangtung situasi jamaah,” ungkap Abdul Rahman.(SK12)