SANGATTA (16/6-2018)
Masalah kesehatan panitia dan atlit Porprov Kaltim, menjadi perhatian PB Porprov Kaltim Tahun 2018. Untuk mempersiapkan kegiatan Bidang Kesehatan, belum lama ini digelar rapat koordinasi dengan Tim Pengawas dan Pengarah (Wasrah) Komite Olahraga Nasional Indonesia ( KONI ) Kaltim mengenai prasyarat tenaga medis yang ditempatkan di cabang olahraga (Cabor) fullbody contact.
Kepala Dinas Kesehatan Kutim Bahrani sebagai Koordinator Kesehatan, mengakui standarisasi dokter dan tim medis yang akan menangani atau mengawasi cabor fullbody contact merupakan syarat mutlak, selain itu sarana penunjang yang harus stand by.
“Kami siap kirim dokter dan tim medis untuk mengikuti pembekalan atau pelatihan sebelum mereka bertugas. Untuk tim kesehatan yang bertugas pada cabor di luar Kutim seperti Kota Samarinda, Bontang dan Berau sudah disiapkan MoU-nya, sedangkan di Kutim sendiri sudah siap termasuk seluruh fasilitas kesehatan bahkan klinik,” terangnya.
Wakil Ketua III Wasrah Koni Kaltim Alfons T Lung mengatakan dokter di arena bisa berkoordinasi dengan tecnical deliget (TD). Namun pengalamannya, tidak ada speksifikasi khusus untuk dokter di cabor body contant. “Dasar ilmu yang dimiliki dokter itu sudah cukup. Mereka paham kapan harus menghentikan dan membatalkan pertandingan,” ujarnya.
Alfons mengakui pada cabor fullbody contact praktur atau benturan pasti terjadi namun agar memastikan kondisi para atlit panitia menyiapkan minimal satu dokter dan dua perawat. Kemudian bagi altit dapat menambahkan syarat surat sehat dalam pendaftaran nanti. “Sebelum bertanding, semua atlit sudah menyerahkan surat kesehatan dan tim medis harus menyiapkan pula akses rujukan ke rumah sakit terdekat. Cabor body contact seperti Tekwondo dan beladiri lainnya berdasarkan peraturan internasional pertandingan belum bisa dimulai jika dokter belum ada dilapangan,” tambahnya seraya menambahkan dokter termasuk penentu pertandingan demi keselamatan para atlit walaupun akan menimbulkan pro kontra.(ADV-KOMINFO)