SANGATTA (27/5-2020)
Perkembangan kasus COVID-19 di Kutai Timur (Kutim), Rabu (27/5) ada 39 orang yang terkonfirmasi positif dan 9 orang dinyatakan sembuh. Untuk kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP), sebanyak 487 orang, 474 orang dinyatakan selesai pemantauan dan 13 orang masih dilakukan pemantauan. Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 60 orang, 20 orang dinyatakan negatif, 39 terkonfirmasi dan 1 orang menunggu hasil tes.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim, Bahrani Hasanal menyebutkan hingga saat ini perkembangan kasus COVID-19 di Kutim masih belum bisa diprediksi penurunannya. Namun jika melihat dari data pasien yang sudah dinyatakan sembuh, ada sebanyak dua orang yang berasal klaster Bogor. Dengan sembuhnya kedua pasien yang berasal dari klaster Bogor ini, maka di Kutim bisa dikatakan kasus klaster Bogor sudah dinyatakan “Clear” atau tidak ada lagi.
Sementara itu, ada lima kasus pasien yang dinyatakan sembuh berasal dari klaster Gowa. Jika melihat trendnya saat ini, dirinya berharap para pasien dari klaster Gowa akan sembuh secara bertahap. Bahkan pada tanggal 25 Mei 2020 lalu, sebanyak tiga orang pasien dari klaster Gowa dinyatakan sembuh dan diperkenankan pulang.
“Hingga Rabu tanggal 27 Mei 2020 yang sembuh sudah sembilan orang. Untuk klaster Bogor, Kutim sudah clear, bersih, karena kedua pasiennya dinyatakan sembuh. Sedangkan untuk klaster Gowa, berangsur-angsur sembuh, bahkan hingga saat ini sudah ada lima orang pasien dari kalster Gowa yang dinyatakan sembuh. Semuanya merupakan pelaku perjalanan dari Gowa,” ujar Bahrani.
Namun demikian, ia tidak memungkiri jika saat ini penularan antar penduduk atau orang perorang, atau yang sering diistilahkan dengan sebutan transmisi lokal, terjadi di Kutim. Hal ini bisa dilihat dari pasien berlabel KTM-39 yang dinyatakan positif pada tanggal 24 Mei 2020 lalu. KTM 39, terangnya, bukan seorang pelaku perjalanan mana-mana bahkan tidak pernah ada kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Diungkapkan Baharni, terungkapnya KTM-39 karena hasil rapid tesnya reaktif saat akan melamar kerja. Melihat hasil rapid testnya, KTM-39 langsung menjalani isolasi dan dari hasil tes swabnya dinyatakan positif.
Bahrani menyebutkan, hasil tracing KTM-39, diketahui dua orang yang dinyatakan reaktif hasil tes Rapidnya salah satunya adalah orang tua KTM-39. “Jadi ada kemungkinan, KTM 39 terpapar dari orang tuanya yang berada diantara Simpang Perdau Jalan Poros Bengalon-Sangatta yang kerap menjadi tempat persinggahan masyarakat untuk sholat saat melakukan perjalanan. Karenanya, kasus KTM-39 ini bisa dikatakan transmisi lokal,” jelas Bahrani.
Ditemukannya kasus transmisi lokal yang sebenarnya, Bahrani berharap masyarakat Kutim meningkatkan kewaspadaan diri terhadap penularan COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19 secara ketat.
Kini, sebut Bahrni, penularan COVID-19 di Kutim tidak lagi hanya terjadi pada orang-orang yang menjadi kontak erat atau keluarga dari para pelaku perjalanan tetapi sudah ada dari orang yang tidak ada sama sekali kontak dengan pelaku perjalanan ataupun orang yang memang sudah dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19.
“Masyarakat lebih ketat lagi untuk mengikuti protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penularan COVID-19. Gunakanlah masker jika keluar rumah atau bepergian, rajin mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir, usai menyentuh sesuatu atau sebelum menyentuh bagian pada wajah. Serta menerapkan pola hidup besih dan sehat,” imbuhnya.(SK3)