
SuaraKutim.com, Sangatta – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kutai Timur Ubaldus Badu, yang saat ini juga tergabung di komisi B DPRD, menyampaikan keluhan warga mengenai jalan rusak di sejumlah titik terutama di daerah pemilihan (dapil) tempat ia melakukan reses.
Hal tersebut disampaikanya seusai membacakan hasil laporan reses anggota DPRD Kutim, dalam rapat paripurna beberapa waktu lalu.
“insfrastruktur yang menghubungkan antar kecamatan putus sekarang, kecamatan yang kemarin waktu musrenbang saya sampaikan itu kecamatan Karangan dan Kecamatan Kaubun jalan porosnya putus,” ungkapnya
Ubaldus menyambung bahwa hal tersebut menjadi sangat penting karena baginya persoalan jalan ini akan menyangkit dengan persoalan kesejahteraan.
“ini yang betul-betul saya sorot, karena pengangkutan sembako ke Kecamatan karangan, harus melewati jalur perkebunan kelapa sawit, nah kalau musim hujan, harus tidur tiga malam, yang buat sa resah sampai sekarang ini, terus terang saja, beras yang 25 kilo itu di Kaubun harganya 340, di Karangan berapa ? 400 lebih pak,” bebernya kepada awak media
Dia juga mengimbau kepada warga untuk terus melaporkan kondisi jalan yang rusak di wilayah mereka agar dapat segera ditindaklanjuti baik oleh pemerintah daerah atau pemerintah pusat.
Di kesempatan lain, Aktivis Fraksi Rakyat Kutai Timur (FRK), Fauzan menyampaikan bahwa kondisi jalan di Kutim memang sudah menjadi polemik di tengah publik. Seringkali keluhan warga soal jalan ini tidak langsung berujung pada perbaikan. Kamis (06/05/23)
“Kondisi jalan kita in memang sudah teramat parah, baik itu jalan provinsi atau ajlan Kabupaten. Bukan hanya karena rusak bahkan ada jalan yang juga di pakai untuk jalur perusahaan yang ada., sehingga warga selalu menjadi pihak yang dirugikan,” jelasnya
Tambah Fauzan bahwa berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum, dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Timur tahun 2020 terdapat kurang lebih 445,75 kilometer jalan di Kutai Timur dikategorikan rusak berat.
“Warga harus pro aktif menuntut perbaikan jalan ini, karena disana ada hak warga yang harus di penuhi, dan persoalan jalan ini jika tidak di respon dengan baik, maka akan mengganggu jalanya roda ekonomi khususnya di Kutim,” tandasnya.(Adv/SK-05)