SANGATTA,Suara Kutim.com
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim Iman Hidayat menegaskan bahwa pada tahun 2015, instansinya tidak lagi memprioritaskan proyek fisik namun lebih diutamakan kepada pembenahan non fisik.
Menurut Iman, pada tahun mendatang anggaran Dikbud berkisar Rp600 M mengalami penurunan cukup besar yang tahun 2014 mencapai Rp803 miliar. “Turunnya anggaran dikarenakan pada tahun depan, Dkibud sudah mengurangi prioritas pembangunan fisik atau infrastruktur pendidikan seperti pembangunan sekolah karena hampir semua sekolah di Kutim mulai SD hingga SMA sdh terakreditasi A, dan tinggal beberapa saja yang berakreditasi B dan C,” terang Iman.
Dijelaskan, belanja wajib kepada sekolah, murid dan guru, seperti Bosda, gaji dan insentif guru menjadi prioritas utama, sedangkan prioritas kedua pendanaan untuk menyambung program pendidikan seperti belanja keperluan kurikulum 2013, UAS dan UN yang sudah dihitung dan harus disiapkan pendanaannya. “Yang menjadi skala prioritas pendanaan adalah belanja infrastruktur mengutamakan sekolah yang menjadi target untuk dinaikkan akreditasinya menjadi A yang terlebih dahulu didanai pembangunan infrastrukturnya, dan baru menyusul sekolah yang berakreditasi B dan C atau non akreditasi,” sebutnya.
Ia mengakui, yang terpenting dalam urusan pendidikan, pembangunan fisik tidak boleh mengorbankan pembangunan non fisik. “Diharapkan, dengan kebijakan baru ini program Kutim Cemerlang semakin eksis dan mampu mencetak generasi muda yang handal,” kata Iman Hidayat.(SK-03)