RUSAKNYA hutan Taman Nasional Kutai (TNK) menjadi perhatian Agiel Suwarno – anggota DPRD Kutim. Melihat kondisi riil keadaan hutan TNK diakuinya tidak asri lagi bahkan tidak bisa dikatakan sebagai hutan alami yang memberikan manfaat banyak kepada mahluk hidup lainnya.
Kerusakan TNK sekarang, ujar Ketua Komisi A DPRD Kutim ini akibat kemarau beberapa bulan lalu yang menyebabkan banyaknya tumbuhan khas TNK mati. Penggemar olahraga moto sport ini, menyebutkan saat menjelajah hutan TNK sudah menemukan pohon-pohon berukuran besar dan tua. “Saat ini hanya tersisa beberapa saja dan lebih banyak pohon dengan batang-batang berukuran kecil dan berumur muda,” bebernya.
Ia mengakui kerusakan kawasan TNK akibat berbagai masalah termasuk perambahan oleh masyarakat yang terus bertambah berada di TNK. “Perambahan kawasan TNK untuk keperluan pembuatan papan serta pembukaan ladang warga berpengaruh pada rusaknya ekosistem dan habitat yang ada di dalam hutan TNK yang sebenarnya diakui dunia sebagai paru-paru dunia,” ujar Agiel.
Ia menambahkan, kerap ditemukannya satwa seperti ular dan orang utan yang masuk kepemukiman warga tiada lain dampak dari kerusakan yang terjadi. Agiel mengakui saat ini Pemkab Kutim sudah melakukan enclave sebagian kawasan TNK namun diharapkan mampu melakukan rehabilitasi dan menjaga kondisi sisa TNK yang masih ada. “Upaya bersama dengan balai TNK dalam menjaga agar tidak ada penjarahan hasil hutan pada TNK tersebut sangat perlu dilakukan terlebih jika melihat kondisi personil Balai TNK yang cukup minim, dirasa tidak mampu jika harus menjaga hutan TNK dengan luasan yang sangat besar tersebut,” sebut Agiel Suwarno.(ADV87-DPRD Kutim)