SUARAKUTIM.COM, SANGATTA – Sebagai kabupaten yang memiliki perkebunan kelapa sawit lebih dari 800 Ribu Hektar, menjadikan Kutai Timur sebagai daerah dengan area perkebunan sawit terbesar di Kalimantan Timur. Namun dengan luasan perkebunan tersebut, dirasa belum sempurna jika Kutai Timur tidak memiliki sendiri pabrik industri produk hilirisasi dari olahan sawit.
Hal ini diungkapkan anggota Dewan Perwakilan rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur, Aidil Fitri. Bahkan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini sangat mendukung upaya pemerintah dengan menghadirkan industri hilirisasi produk turunan dari minyak mentah kelapa sawit atau CPO (Crude Palm Oil) dan Palm Kernel Oil (PKO).
Dikatakan Aidil Fitri, jika hilirisasi industri sawit merupakan langkah strategis yang dapat meningkatkan nilai tambah produk sawit lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor.
“Saya mendukung hilirisasi turunan seperti minyak goreng CPO dan PKO, dan semoga ada hilirisasi pabrik minyak goreng yang dilakukan di Kutim,” ungkap Aidil Fitri di ruang kerjanya, Rabu (22/8/2024).
Ia menegaskan pentingnya pengembangan industri hilir di sektor sawit, yang tidak hanya terbatas pada minyak goreng, tetapi juga produk-produk turunan lainnya seperti mentega, sabun, dan berbagai bahan olahan lain yang berbasis sawit.
Selama ini, Kutai Timur dikenal sebagai salah satu penghasil Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) terbesar di Kalimantan Timur. Dengan produksi sawit yang melimpah, Kutim memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri hilir yang dapat mengolah hasil kebun sawit menjadi produk-produk bernilai tambah.
Namun, kenyataannya saat ini sebagian besar produk turunan sawit, seperti minyak goreng, masih didatangkan dari luar daerah. Hal ini dinilai tidak seimbang mengingat Kutai Timur memiliki sumber daya alam yang melimpah dalam bentuk CPO, PKO, dan bungkil sawit. Aidil Fitri berharap, dengan adanya pabrik-pabrik hilirisasi di Kutim, kebutuhan akan produk olahan sawit dapat dipenuhi secara mandiri oleh industri lokal.
“Semoga Kutim dapat memiliki hilirisasi industri sawit seperti minyak goreng, mentega, sabun, dan lain-lain,” harapnya. Menurut Aidil, pengembangan industri hilir di sektor sawit tidak hanya akan meningkatkan pendapatan daerah, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat.(Red-SK/ADV)