SANGATTA,Suara Kutim.com (16/11)
RAPBD Kutim tahun 2016 disampaikan Bupati Ardiansyah Sulaiman diperkirakan mengalami defisit Rp266,2 M dengan pendapatan Rp2,7 triliun. Kepada DPRD Kutim, Ardiansyah menyebutkan kebutuhan belanja daerah diperkirakan mencapai Rp 3 triliun.
Diakui, RAPBD yang kini sedang dalam pembahasan bersama antar Banggar dengan TAPD, ketika diusulkan belum memasukan perhitungan sumber pendapatan daerah termasuk dana perimbangan, bagi hasil migas dan lainya.
Mahyunadi menandaskan pembahasan dilakukan sedetail mungkin sehingga apa yang diusulkan terutama yang disepakati dalam MoU KUA PPAS tidak melenceng. Dalam kapasitasnya sebagai Ketua DPRD merangkap Ketua Banggar, Mahyunadi menaruh harapan pembahasan RAPBD 2016 dalam bulan ini sudah tuntas sehingga tepat awal tahun 2016 sudah berjalan.
Disebutkan, pada dasarnya anggoat dewan yang tergabung dalam Banggar sependapat dengan pemkab untuk memberikan alokasi anggaran lebih untuk kegitan pro rakyat seperti peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan serta infrastruktur.
Meski demikian, diakuinya belanja pegawai tidak bisa ditekan atau dikurangi karena kondisi Kutim berbeda dengan daerah lain terlebih-lebih sebagai daerah yang baru dan jarak antarkecamatan jauh kecuali Sangatta Selatan, Teluk Pandan, Bengalon dan Rantau Pulung. “Kondisi geografis memang mempengaruhi ketersediaan belanja pegawai, ditambah jumlah aparatur yang ada juga banyak sehingga memerlukan pembiayaan tersendiri,” aku Mahyunadi.(ADV-DPRD41/SK-03)