Beranda kutim adv pemkab Bincang DPPKB Kutim dan Pelaku Media/Jurnalis di Kutim, Sinergitas Edukasi Publik Percepatan...

Bincang DPPKB Kutim dan Pelaku Media/Jurnalis di Kutim, Sinergitas Edukasi Publik Percepatan Penurunan Stunting

0

Loading

SUARAKUTIM.COM, SANGATTA – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur (Kutim) menggelar Podcast bertajuk “Peran Media/Jurnalis dalam Kolaborasi Sinergitas Edukasi Publikasi Percepatan Penurunan Stunting” di ruang Bangga Kencana, Kantor DPPKB Kutim, Rabu (5/11/2025) pagi.

Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi B, selaku host, menekankan publikasi dan sosialisasi melalui media menjadi bagian penting dari tugas dinasnya dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang program dan kegiatan pemerintah terkait stunting.

“Kalau bidang penyuluhan dan pergerkan kami tidak melakukan kegiatan publik seperti ini, masyarakat tidak akan tahu apa itu DPPKB dan apa fungsi kami,” ujar Junaidi.

Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, media, dan masyarakat dalam menyebarkan informasi edukatif untuk menekan angka stunting di Kutim.

Acara tersebut menghadirkan tiga narasumber yakni Wardi selaku Ketua PWI Kutim, Dedy selaku Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kutim dan Ibnu Djuraid, sebagai pakar media di Kutim. Diskusi mengupas bagaimana media berperan tidak hanya dalam menyebarkan informasi, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat tentang penyebab, dampak, dan solusi penanggulangan stunting.

Pakar media Ibnu Djuraid menekankan pentingnya pemberitaan berbasis data dan fakta lapangan.

“Media harus menggali sumber informasi tidak hanya dari dinas, tapi juga dari masyarakat dan keluarga penderita stunting. Berita tidak cukup hanya memberitahu bahwa angka stunting tinggi, tapi juga harus membangun kesadaran masyarakat tentang penyebab dan solusinya,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua PWI Kutim, Drs. H. Wardi, menyoroti tantangan geografis dan keterbatasan sumber daya jurnalis di daerah yang luas seperti Kutim. Namun, ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan media untuk mengatasi kendala tersebut.

“Dengan wilayah seluas Kutim, wartawan tentu menghadapi hambatan dalam menjangkau lokasi-lokasi terpencil. Tapi jika kolaborasi dibangun, dinas bisa memfasilitasi liputan lapangan agar pemberitaan lebih akurat dan edukatif,” ujarnya.

Ia juga menambahkan kolaborasi bukan sekadar antara jurnalis dan DPPKB, tetapi juga dengan perusahaan dan lembaga lain untuk memperluas jangkauan edukasi.

“Wartawan itu mitra, bukan lawan. Kalau dirangkul, hasilnya bisa luar biasa untuk masyarakat,” tambah Wardi.

Ketua SMSI Kutim, Dedy, turut menegaskan media siber di Kutim siap mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka stunting, yang saat ini telah turun dari 29% menjadi sekitar 26%.

“Capaian ini tidak lepas dari kerja kolaboratif, termasuk peran media. Kami di SMSI menaungi sekitar 45 perusahaan media di Kutim yang siap terlibat bukan hanya karena kontrak, tapi karena panggilan hati untuk membantu daerah menekan stunting,” terangnya.

Dedy menilai, peran media tidak berhenti pada peliputan, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang mampu menggugah kesadaran publik.

“Kolaborasi ini harus dijalankan dengan semangat hati, bukan hanya karena kerja formal. Ketika media dan pemerintah satu arah, maka percepatan penurunan stunting bisa benar-benar terwujud,” tutupnya.(Red-SK/*/Adv)