SANGATTA,Suara Kutim.com
Karena lemahnya koordinasi dan tidak mau membuka diri, penyebaran serta pembanyaran kompensasi akibat kenaikan BBM bagi warga miskin di Sangatta kembali bermasalah.
Camat Sangatta Utara Didi Herdiansyah penyebaan Kartu Simpanan Masyarakat Sejahtera (KSMS), menduga paling tidak 25 persen salah sasaran karena penerimanya orang mampu, sementara yang tak mampu justru banyak yang tidak dapat. “Salah sasaran ini terjadi karena saat penentuan penerima Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kantor Pos, tidak kerja sama dengan pemerintah seperti RT, Kadesbahkan camat dalam melakukan pendataan,” ungkap Didi disela-sela peringatan Hari Ibu, Senin (22/12).
Ia mengungkapkan, akibat tidak ada kerja sama antara BPS dan RT sementara data yang digunakan masih data tahun 2011, atau 2012. “Pada tahun lalu ada masalah, seharusnya hasil verifikasi didata ulang seperti orang yang dulunya kurang mampu namun dalam dua tahun sudah tergolong mampu bahkan kaya ternyata tetap dapat, sementara orang yang miskin atau yang jatuh miskin tidak,” kata Didi.
Sebagai camat, Didi berharap kesalahan dalam pembagian KSMS ini tidak terulang dalam pembagian kartu sakti Jokowi lainnya yakni kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (Kis), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). “Untuk pemberian kartu sakti Jokowi ini harus melibatkan RT, Desa dan Camat. Karena pemerintah daerah diminta melakukan pengawasan, namun aneh kalau pemerintah daerah tidak dilibatkan dalam penentuan penerima. Karena itu kalau tidak mau salah lagi, maka sensusnya harus dilakukan bersama dengan RT, Kades dan Camat,“ pintanya.
Sebagai camat, Didi mengaku banyak dikomplain warganya karena tidak mendapat KSMS. “Kalau saya tahu mau dibagi, mungkin saya minta dilakukan verifikasi dan menahan kartu yang salah sasaran, karena sudah dibagi tanpa kordinasi dengan dengan pihak terkait karena itu kami tidak bisa berbuat banyak,” ungkap Didi.
Data penerima KSMS yang diperoleh dari Kantor Pos Sangatta sebanyak 1.035 keluarga, setelah dilakukan verifikasi ada 239 tidak layak untuk menerima karena sudah kaya. “kami berharap ini tidak terulang lagi,” ujar Didi.(SK-02)