SANGATTA,Suara Kutim.com
Dugaan pembangunan SMA Negeri 2 Muara Ancalong di Desa Senyiur, bermasalah seperti dilaporkan masyarakat dibenarkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kutim Iman Hidayat.
Parahnya SMA yang diharapkan mampu menampung warga Senyiur serta anak-anak karyawan perkebunan kelapa sawit itu, belum sempat digunakan malah sudah terendam banjir. Saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (23/12) Iman membenarkan kondisi bangunan yang terendam banjir, namun diakuinya hanya halaman dan bukan bangunan.
Akibat banjir yang melanda Muara Ancalong dalam sepekan, diakui Iman berpengaruh terhadap kinerja kontraktor. “Pembangunan gedung sekaang ini progresnya baru delapan puluh persen, akibat banjir terhenti karena tidak bisa menyuplay bahan bangunan ke lokasi selain itu yang menjadi masalah antara perusahaan yang disewa alat beratnya untuk pembangunan juga bermasalah dengan sekelompok masyarakat setempat terkait kepentingan sewa kendaraan dan tanah urug,” ungkap Iman seraya menegaskan pembangunan sesuai spesifikasi.
Iman mengakui proyek untuk mencerdaskan anak bangsa ini, sudah lama dirancang namun selalu terbentur dengan sikon di Senyiur yang syarat dengan kepentingan baik antar masyarakat maupun dengan pihak lain. “Awalnya pembangunan itu beberapa kali terpending, namun adanya jaminan berbagai pihak termasuk tokoh masyarakat ditambah lahan yang digunakan merupakan hibah masyarakat sehingga diprogramkan demi pemerataan pembangunan di bidang pendidikan,” sebut Iman.
Masalah pembangunan SMA Negeri 2 Muara Ancalong ini, diungkapkan Abdul Razak Masirun (40) salah seorang masyarakat Muara Ancalong melalui akun facebooknya pada tanggal 19 Desember 2014. Ia menyebutkan, kondisi pembangunan gedung yang menelan anggaran Rp3,1 M ruang kelas dan kantornya sudah dalam keadaan rusak dan lepas lantai keramik dan tergenang banjir. “Ada dugaan pembangunan tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi,” tulisnya dalam akun FB yang disertai dengan tiga gambar itu.(SK-02/SK-03)