Beranda kutim adv pemkab Camat Hasdiah Akui Banyak Belajar dari Pemprov NTB Terkait Penurunan Stunting

Camat Hasdiah Akui Banyak Belajar dari Pemprov NTB Terkait Penurunan Stunting

0
Camat Sangatta Utara, Hasdiah saat berdialog dalam kegiatan studi tiru DPPKB Kutim ke BKKBN NTB, terkait upaya penurunan stunting

Loading

SUARAKUTIM.COM, SANGATTA – Kegiatan studi tiru dan orientasi lapangan yang dilaksanakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) ke Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (11/11/2024), memberikan kesan mendalam bagi para peserta kegiatan, salah satunya Camat Kecamatan Sangatta Utara, Hasdiah. Bahkan dirinya mengaku banyak belajar di Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dalam upaya penurunan angka stunting di NTB.

“Alhamdulillah, dengan adanya kunjungan kita ke Lombok ini dalam rangka studi tiru untuk penurunan stunting, itu sangat baik sekali karena kita bisa belajar dari pengalaman yang sudah dilakukan Pemprov NTB ini,” ucap Hasdiah.

Lanjut perempuan yang pernah menjadi Camat Sangatta Selatan ini, dirinya berharap pengetahuan yang telah didapatkan selama kegiatan studi tiru di Lombok ini dapat dicontoh dan diterapkan di Kabupaten Kutai Timur.

“Harapannya apa yang sudah dilakukan Pemerintah NTB ini bisa di contoh dan diterapkan oleh Kabupaten Kutai Timur, sehingga yang tadinya tingkat stunting di Kutai Timur khususnya Kecamatan Sangatta Utara bisa cepat turun sesuai dengan target yang kita inginkan,” sebut Hasdiah.

Di Kecamatan Sangatta Utara sendiri, angka temuan kasus stunting mencapai 190 jiwa, sedangkan untuk keluarga beresiko stunting jumlahnya lebih kurang seribu keluarga. “Cuma memang angka yang ada tersebut belum kita pilah dan lakukan validasi lagi, jadi kita ingin nanti ada angka akuratnya,” jelas Hasdiah.

Lebih jauh dikatakan Hasdiah, dari sepengetahuannya bahwa data stunting yang disajikan pihak kabupaten untuk Kecamatan Sangatta Utara tidak pernah sampai ke pihaknya dalam bentuk “By Name By Address”.

“Jadi data stunting yang sampai ke kami itu hanya berupa angka, tidak ada data ‘By Name By Address”, sehingga kami tidak bisa memvalidasi data, apakah ini (data, red) benar atau tidak. Sehingga pada saat setiap pertemuan, saya selalu meminta proses data itu. Jadi semoga apa yang saya sampaikan bisa diwujudkan oleh pihak dinas terkait dan prosedurnya tidak berbelit-belit untuk mendapatkan data tersebut,” sebut Hasdiah.(Red-SK/Adv)