
SAMARINDA (25/4-2020)
Seiring dihentikannya operasional sejumlah Bandara di Kaltim yang berimbas berhentinya penerbangan komersial dari dan ke Kaltim, diharapkan berdampak terhadap jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang setiap hari terus terjadi penambahan, demikian dengan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Kalaupun terjadi, kata Kepala Biro Humas Setda Kaltim, Syafranuddin, kemungkinan besar mereka yang belum melapor ke tim kesehatan atau melalui Call 112. Dengan terhentinya arus orang masuk dan keluar Kaltim, diharapkan dalam sepekan kedepan jumlah ODP dan PDP bisa terhenti.
Pemprov Kaltim melalui saluran yang ada sepertu melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, terangnya berharap warga masyarakat yang merasa belum lama ini dari daerah yang selama ini mewabah Virus Corona seperti Gowa, Bogor, dan Jakarta segera memeriksakan diri ke Puskesmas atau RSU. “Tidak perlu malu, karena dengan memeriksakan diri lebih awal justru lebih baik sehingga tidak menjadi penyebab menyebarnya Virus Corona,” kata Jubir Pemprov Kaltim yang belum lama ini juga menjalani masa isolasi selama 14 hari karena baru kembali dari Australia.
Ditegaskannya, pemberantasan Virus Corona tidak bisa dilakukan pemerintah semata tanpa dukungan masyarakat terlebih-lebih warga masyarakat yang baru dari perjalanan ke zona merah.
Kejujuran dan keterbukaan warga masyarakat terkait dirinya , kata Syafranuddin, penting sekali, karena banyak kasus dimana tim medis terpapar Virus Corona karena pasien tidak mau terbuka dengan riwayat pejalanannya.
Ia manandaskan, jika ada warga masyarakat yang tidak mau terbuka akan riwayat kesehatan dan perjalanannya sama saja ia ingin menyakiti orang lain. “Bayangkan jika akibat perbuatan kita yang tidak mau jujur dan terbuka itu, ada kerabat atau tetangga kita yang wafat karena terpapar Virus Corona yang tanpa disadari dibawa kita sebagai inangnya,” ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Ivan ini menyebutkan ia sepulang dari Australia melakukan pemeriksaan mandiri dengan dokter spesialis paru-paru bahkan melakukan rongen paru-paru di RS Meloy Sangatta.”Alhamdulillah, hasilnya bagus tidak ada gejala apa-apa sehingga saya bisa tenang melukan isolasi di rumah selama 14 hari itu,” terangnya.(SK8)