SANGATTA (3/4-2017)
Meski telah menyandang type C, RSU Kudungga Sangatta masih kekurangan 6 orang dokter umum, sementara kebutuhan 12 orang. Kepala Tata Usaha M Yusuf, menyebutkan RSU Kudungga kekurangan dokter umum karena banyak dokter yang melanjutkan pemddikan dokter spesialis. Sementara proses penambahan tenaga dokter Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak ada. Selain itu, ada yang pindah ke Puskesmas.
Sebagai langkah awal, Yusuf menerangkan, RSU Kudungga Sangatt sudah meminta TK2D dokter umum, namun kurang diminati karena gaji yang belum memenuhi standar. “Persoalan gaji perlu diperhatikan. Kalau gaji dokter TK2D masih sama dengan TK2D pada umumnya, sampai kapanpun tidak ada yang mau mendaftar menjadi dokter di RSUD Kudungga. Sedangkan kondisinya sekarang, sangat dibutuhkan,” ungkapnya ketika ditemui Senin (3/4).
Terpisah, Kepala Bidang Sumberdaya Dinas Kesehatan Kutim Haryati mengakui dokter umum di Kutim kurang khususnya di RSUD Kudungga. Ia membenarkan pernyataan Yusuf, banyak dokter enggan menjadi TK2D karena standar gajinya kurang. “Jadi beda gajinya antara TK2D umum dengan dokter TK2D. Karena TK2D umum termasuk tenaga administrasi. Sedangkan dokter, adalah tenaga yang memiliki kompetensi khusus. Makanya, di RS Pratama Sangkulirang gaji dokter TK2D kami berikan Rp 12 juta, sesuai hasil studi banding di Kota Bangun,” jelas Haryati.
Ia mengakui, penerapan standar gaji bisa dilakukan di daerah terpencil sedangkan RS Pratama Sangkulirang merupakan bagian dari program pemerintah pusat untuk menjangkau pelayanan kesehatan di pedalaman. “Di RSUD Kudungga pola itu tidak bisa kami terapkan. Karena lokasinya di perkotaan. Selain itu, dokter masih sangat dimungkinkan membuka praktek,” ungkap Haryati.(SK13)