Beranda kutim adv pemkab Ujung Tombak Layanan Kesehatan Masyarakat, Kader Posyandu Miliki Kemampuan Ini

Ujung Tombak Layanan Kesehatan Masyarakat, Kader Posyandu Miliki Kemampuan Ini

0
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Timur, Bahrani Hasanal

Loading

SUARAKUTIM.COM, SANGATTA – Kader Posyandu merupakan pilar penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai ujung tombak, wajib dibekali dengan berbagai keterampilan dasar yang krusial untuk mendukung kesejahteraan kesehatan masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur, Bahrani Hasanal menyampaikan bahwa ada 25 keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang kader posyandu untuk memastikan layanan kesehatan yang optimal.

“Kader harus bisa menjelaskan paket layanan posyandu untuk seluruh siklus hidup. Kader harus mampu menguraikan berbagai layanan yang ditawarkan posyandu, mencakup seluruh tahap kehidupan mulai dari bayi hingga lansia,” ungkap dr. Bahrani saat ditemui di Hotel Victoria Sangatta, Jumat (5/7/2024) kemarin.

Ia menambahkan, seorang kader harus dapat melakukan pencatatan dan pelaporan yang tepat untuk pemantauan kesehatan masyarakat. Selain itu, Kader Posyandu juga perlu melakukan kunjungan rumah secara berkala untuk memberikan layanan kesehatan dan memantau kondisi keluarga.

“Kader juga harus mampu berkomunikasi dengan baik antara kader dan masyarakat. Ini penting untuk memastikan informasi kesehatan tersampaikan dengan jelas dan dipahami. Ia juga harus menjelaskan penggunaan buku KIA bagian balita karena panduan ini penting bagi orang tua dalam memantau tumbuh kembang anak mereka. Selain itu, penting untuk melakukan penyuluhan ASI eksklusif dan MPASI kaya protein hewani sesuai umur untuk tumbuh kembang optimal anak,” terangnya.

Foto bersama Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur, Bahrani Hasanal dengan jajaran, instruktur dan peserta Pelatihan Keterampilan Dasar Kader Posyandu Kutai Timur Tahun 2024 di HotelRoyal Victoria Sangatta, Jum’at (5/7/2024).

Lebih lanjut menurutnya, Kader juga harus mengerti cara melakukan penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar kepala, dan lengan atas. Mereka harus bisa menjelaskan hasil pengukuran berat dan tinggi badan normal, kurang, serta tindak lanjutnya. Memberikan informasi mengenai hasil pengukuran dan langkah-langkah yang harus diambil jika terdapat penyimpangan sangatlah penting.

Kader juga harus menjelaskan stimulasi perkembangan, vitamin A, dan obat cacing sesuai umur, serta memberikan edukasi tentang pentingnya stimulasi perkembangan, pemberian vitamin A, dan obat cacing.

“Selain itu, kader harus menjelaskan layanan imunisasi rutin lengkap dan PD31 (Hepatitis, Difteri, Campak, Rubela, Diare) sebagai langkah pencegahan penting terhadap berbagai penyakit. Mereka juga harus dapat menjelaskan pemantauan tanda bahaya bayi dan balita untuk mengidentifikasi tanda-tanda bahaya yang perlu segera ditangani,”ujarnya.

Untuk ibu hamil dan menyusui, kader harus menjelaskan penggunaan buku KIA bagian ibu hamil dan nifas, serta pentingnya buku ini sebagai panduan kesehatan selama kehamilan dan masa nifas. Kader juga harus melakukan penyuluhan “Isi Piringku” untuk ibu hamil dan ibu menyusui, guna memastikan nutrisi yang tepat selama kehamilan dan menyusui. Selain itu, mereka harus menjelaskan pemeriksaan rutin yang perlu dilakukan untuk memastikan kesehatan ibu dan janin, serta pemantauan berat badan, lingkar lengan, dan tekanan darah dengan kurva Buku KIA.

Pentingnya konsumsi tablet tambah darah (TTD) setiap hari selama hamil juga harus dijelaskan untuk mencegah anemia. Kader juga harus menjelaskan pemantauan tanda bahaya ibu hamil dan ibu nifas, mengidentifikasi tanda-tanda bahaya yang memerlukan penanganan segera.

“Kader posyandu juga harus memiliki keterampilan untuk memberikan layanan kepada usia sekolah dan remaja, seperti melakukan penyuluhan Isi Piringku dan aktivitas fisik, menjelaskan program pencegahan anemia melalui suplementasi dan skrining Hb remaja putri, serta penyuluhan bahaya merokok dan NAPZA, dan pencegahan kehamilan remaja,” katanya.

Untuk usia dewasa dan lansia, kader harus melakukan penyuluhan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) yang mencakup Isi Piringku, aktivitas fisik, dan cek kesehatan. Mereka juga harus menjelaskan penyakit-penyakit terbanyak seperti obesitas, hipertensi, diabetes, stroke, kanker, PPOK, TBC, diare, kesehatan jiwa, dan geriatri. Kader juga harus mampu melakukan deteksi dini usia dewasa dan lansia dengan pengukuran lingkar perut, tekanan darah, serta penggunaan kuesioner untuk mendeteksi masalah kesehatan mental dan fisik.

“Selain itu, kader posyandu harus melakukan penyuluhan keluarga berencana untuk edukasi mengenai pentingnya keluarga berencana bagi kesejahteraan keluarga,” bebernya.

Bahrani menekankan bahwa penguasaan 25 keterampilan ini adalah dasar bagi kader posyandu dalam menjalankan tugas mereka. Dengan bekal keterampilan ini, diharapkan kader posyandu dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan komprehensif kepada masyarakat. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang bekerja di garis depan, berjuang untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kutai Timur.(Red-SK/ADV)