PEMBANGUNAN IRIGASI di Desa Bumi Rapak Kecamatan Kaubun ditinjau Komisi C DPRD Kutai Timur (Kutim), peninjauan yang dipimpin Wakil Ketua Komisi C Sayid Anjas bertujuan mengetahui sejauh mana progres proyek yang diharapkan mampu mendukung ketahanan pangan. Menurut Sayid Anjas, pembangunan irigasi di Bumi Rapak merupakan salah satu proyek multiyears . “Kami menemukan ada satu kilometer saluran irigasi yang belum dituntaskan, masalahnya kami belum mendapat informasi,” terang Sayid Anjas.
Selain meninjau pembangunan irigasi di Bumi Rapak juga meninjau terletak di Jalan Danau Tondanou dan Jalan Danau Batur yang ternyata belum rampung dikejarkan. Anjas, membenarkan kedatangan mereka ke Kaubun, menindaklanjuti laporan masyarakat. “Setelah kami tinjau, ternyata memang masih ada pembangunan irigasi yang belum diselesaikan. Lewat kunjungan ini, kami minta agar pihak kontraktor pelaksana dapat segera menuntaskan pembangunan itu. Menginggat pembangunan itukan untuk kepentingan banyak orang,” kata politisi Golkar.
Diungkapkan, proyek irigasi sepanjang 14 Km yang diharapkan mampu mengairi sawah seluas 400 Ha yang mereka tinjau biayanya menggunakan dana APBN pusat dan mulai dikerjakan sejak tahun 2012 lalu dan dianggarkan dalam proyek multiyear. “Pembangunan yang belum diselesaikan ini, kurang lebih masih ada 1 kilometer atau 96 persen yang diselesaikan. Nantinya, pihak kontraktor dimintai keterangan apa kendala dan masalahnya, kok sampai belum dituntaskan pembangunannya,” tutur Anjas.
Terpisah, Sekretaris Komisi C DPRD Kutim Ngafifuddin menerangkan peninjauan komisinya ke Kaubun yakni untuk memastikan sistem irigasi di daerah Kaubun termanfaatkan dengan baik. Makanya, sidak proyek irigasi itu adalah salah satunnya. “Kaubun menjadi salah satu daerah penghasil padi andalan di Kutim. Kalau dukungan irigasinya saja tidak memadai, kan yang dipersulititukan adalah para petani. Makanya, sisa proyek irigasi yang belum diselesaikan ini, tentu menjadi atensi bagi kami,” sebut dia.
Selain Anjas dan Ngafifudin, juga ikut melakukan peninjauan Angga Redi Niata, Arfan dan Adi Sutianto selain itu diikuti Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kutim Mulyono.
Kehadiran irigasi diakui warga Kaubun membantu mereka menggarap lahan terbukti saat kemarau tetap bisa panen, karena air yang diambil dari bendungan sungai yang terletak di Desa Bumi Rapak. Sebelumnya, para petani cukup kesulitan mendapatkan air untuk sekedar mengaliri sawah, para petani hanya mengandalkan curah hujan dan pompa air dari sumur bor.(ADV6-DPRD KUTIM)